Surabaya. Jogojatim.com – Polrestabes Surabaya telah menetapkan 34 pria sebagai tersangka dalam kasus pesta seks sesama jenis yang berlangsung di salah satu hotel di kawasan Ngagel, Surabaya.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, menjelaskan bahwa pesta tersebut diadakan pada Sabtu malam, 18 Oktober 2025, dan diatur secara terencana melalui media sosial.

Dari penyidikan, diketahui bahwa para pelaku memegang berbagai peran, mulai dari pendana, admin utama, admin pembantu, hingga peserta.
Menurutnya, modus operandi kegiatan ini adalah menggelar pesta untuk mencari kepuasan antar sesama jenis.
Bahkan, diketahui bahwa aktivitas serupa telah dilakukan beberapa kali sebelumnya.
Pemeriksaan medis terhadap para pelaku mengungkapkan fakta mengejutkan: 29 dari 34 pria yang diamankan dinyatakan positif HIV. Temuan ini sekaligus memberi gambaran suram terkait penyebaran penyakit menular di lingkungan dengan risiko tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina, membenarkan hasil tersebut. Ia menyatakan bahwa hanya lima dari total 34 orang yang dinyatakan negatif HIV. Sebagian besar dari mereka bukanlah warga Surabaya, melainkan berasal dari luar kota.
Saat ini, Dinkes Surabaya tengah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memastikan bahwa seluruh peserta yang positif HIV mendapatkan penanganan medis secara berkesinambungan meskipun masih dalam proses hukum.
Nanik juga menyampaikan bahwa pendekatan preventif sedang diintensifkan melalui skrining HIV yang masif dan terintegrasi di berbagai wilayah.
Langkah ini ditargetkan pada kelompok-kelompok berisiko tinggi guna mempercepat deteksi dini dan pengobatan bagi mereka yang terkonfirmasi positif.
Sebagai bagian dari penanganan, Dinkes memastikan setiap individu yang telah teridentifikasi positif menjalani pengobatan secara teratur dengan pengawasan ketat dari tim medis lapangan seperti Manager Kasus (MK) dan Petugas Penjangkau berbasis wilayah.
Dalam peristiwa penggerebekan tersebut, polisi turut menyita sejumlah barang bukti, termasuk alat kontrasepsi dan obat-obatan yang diduga digunakan selama pesta berlangsung.
Kasus ini pun mendapat perhatian luas masyarakat, tidak hanya karena jumlah tersangka yang signifikan tetapi juga fakta mengejutkan terkait aspek kesehatan yang terungkap.
Pemerintah Kota Surabaya menyatakan komitmennya untuk memperkuat edukasi serta penyediaan layanan kesehatan guna menekan penyebaran HIV/AIDS di wilayah mereka.