Jakarta, Jogojatim – 14 Januari 2023 – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau _Memorandum of Understanding_ (MoU) dengan PT Energy Management Indonesia (PT EMI) dan PT Alpha Rizki Tekhnologi (Artekno) untuk pengembangan dan pengelolaan biomassa. Kolaborasi ini untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan memanfaatkan sumber daya setempat.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menyampaikan, perusahaan memiliki visi menjadi solusi energi primer terintegrasi pertama se-Asia Tenggara. PLN EPI juga memanfaatkan biomassa sebagai program _co-firing_ bagi PLTU, di mana program ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca namun juga membangun ekonomi kerakyatan di mana masyarakat juga diberdayakan dalam penyediaan biomassa.
“Keterlibatan masyarakat dalam program ini akan membantu meningkatkan perekonomian dan memastikan _sustainability_ pasokan biomassa dalam program _co-firing_ bagi PLTU,” ujar Iwan.
Sementara itu, Direktur Utama PT EMI Surya Fitriadi mengatakan, tuntutan terkait pemanfaatan biomassa untuk _co-firing_ PLTU semakin besar di masa depan. Sehingga perlu membangun ekosistem yang kuat untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
“Hal ini menjadi kesempatan untuk PT EMI yang tidak hanya menjadi _aggregator_ tetapi juga membantu PLN EPI memasok biomassa PLTU,” ungkap Surya.
Direktur PT Alpha Rizki Tekhnologi Daymas Arangga menuturkan, MoU ini merupakan landasan awal kolaborasi terkait penyediaan biomassa atau bioenergi untuk pembangkit PLN. Kolaborasi ini juga bagian dari upaya bersama mencapai _Sustainable Development Goals_ (SDGs) melalui penyediaan energi bersih dan terjangkau.
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menyampaikan, MoU ini telah dirintis sejak tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut sudah ada beberapa embrio kegiatan bersama yaitu mencari sumber biomassa setempat, mengumpulkan biomassa yang belum diproses di sekitar PLTU yang akan melakukan _co-firing_, serta melihat potensi fasilitas pasar produksi di mana PT Artekno terlibat sebagai investor dan PT EMI sebagai _aggregator_ untuk penanaman biomassa melalui program CSR.
Aris menambahkan, untuk tahun 2023, PLN EPI membutuhkan biomassa dengan jumlah sekitar 1,05 juta ton. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat hingga 10 juta ton pada tahun 2025.
“Oleh karena itu, diperlukan kegiatan yang massif dalam mendukung kebutuhan biomassa untuk _co-firing_ PLTU. Yakni dengan melakukan penanaman tanaman energi yang dimulai dengan ekosistem hutan energi serta mensinkronkan dengan rantai pasok biomassa dengan rantai pasok batu bara,” papar Aris
Aris juga menyampaikan bahwa, di sekitar tambang batu bara terdapat lahan tidur yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan melakukan penanaman tanaman biomassa, masyarakat bisa merasakan dampak secara ekonomi dan sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
“PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemerintah mencapai target _Net Zero Emission_ di tahun 2060 dan sekaligus mengupayakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui program _co-firing_ biomassa ini,” tutup Aris. (maf)