Gubernur Jatim Bersama Pejabat Tinggi Negara,Rapat koordinasi Secara Virtual Terkait Persiapan Lebaran Termasuk Antisipasi Mudik.

Hukum & Kriminal269 Dilihat

JOGOJATIM, Surabaya – Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, mengikuti rapat koordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri, serta beberapa menteri secara virtual, terkait persiapan Operasi Ketupat dan persiapan Lebaran termasuk antisipasi mudik lebaran, Rabu (21/04/21).

Dalam rakor yang digelar di gedung Rupatama Mapolda Jatim tersebut, juga dibahas antisipasi pemudik di saat perayaan Idul Fitri.

Terkait hal itu, Forkopimda Jatim telah menetapkan 7 titik di 8 rayon pada jalur penyekatan. Hal ini sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor: 9 Tahun 2021 tentang larangan mudik, serta Surat Edaran (SE) dari BNPB maupun dari Kemendagri, dan juga dari Kementerian Perhubungan.

“Inilah yang dibreakdown sangat detail titik-titik penyekatan, dari mulai Cikampek terutama KM 66, kemudian Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” kata Khofifah, didampingi Pangdam dan Kapolda.

Di Jatim sendiri menurut Gubernur, terdapat 7 titik penyekatan utama yang berbatasan, diantaranya jalur Tol Ngawi – Solo, jalur Arteri Ngawi berbatasan dengan Sragen, Banyuwangi berbatasan dengan Bali, Magetan perbatasan dengan Karanganyar, Tuban berbatasan dengan Rembang, Pacitan perbatasan dengan Wonogiri, dan Bojonegoro berbatasan dengan Cepu.

“Jadi ada titik-titik yang memang kita lakukan penyekatan secara detail di situ,” jelas Khofifah.

Dia menjelaskan, sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor: 9 Tahun 2021 tentang larangan mudik, yang harus dipahami oleh masyarakat khususnya bagi pemudik yang nekat.

“Dari 7 titik itu ada 8 rayon nanti, secara detail, ini wilayahnya Kapolda. Tapi semua ini harus terkonfirmasi kepada masyarakat bahwa di dalam Instruksi Mendagri Nomor: 9 Tahun 2021 itu ada klausul dimana kalau ada yang nekat melakukan mudik, maka antara lain mereka akan dikarantina 5 x 24 jam dan biaya karantina ditanggung mereka yang mudik itu,” sebut Khofifah.

“Jadi, format-format bagaimana peningkatan, bagaimana kemudian proses delivery-nya, misalnya ada yang sudah diputar balik di beberapa titik penyekatan sebetulnya ada proses putar balik mereka ke daerah asal. Daerah asal bukan daerah tujuanya, supaya mereka bisa menghindari kemungkinan hal yang tidak diinginkan,” sambungnya.

Gubernur mengingatkan, saat ini penyebaran Covid-19 belum berhenti. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kapolri, terdapat 48,3% lansia yang berpotensi terpapar Covid-19. Padahal, tujuan utama mudik lebaran adalah bersilaturahmi dengan orang yang paling dituakan di keluarga itu.

“Oleh karena itu, kalau kita menyayangi keluarga kita, terutama para pinisepuh di keluarga, kita harus menjaga kesehatannya. Tolong kita jaga juga kesehatan mereka dan mereka juga harus mendapatkan perlindungan dari kita semua,” pungkasnya. @Red