Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak
Surabaya, Jogojatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya di kalangan pesantren. Meski belum memenuhi aspirasi masyarakat terkait pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Khofifah memastikan realisasi program unggulan di bidang pendidikan melalui Program Beasiswa Santri Unggul 2025.
Program ini mengalokasikan dana sebesar Rp31,3 miliar dan ditujukan kepada 1.193 santri yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur. Beasiswa tersebut dikelola oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) dan menjadi salah satu janji politik Khofifah-Emil saat Pilgub Jatim 2024.
“Santri bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual, tetapi juga aset intelektual bangsa,” ujar Khofifah. “Ketika mereka diberi akses pendidikan tinggi, mereka akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang visioner, berakhlak, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.”
Khofifah menegaskan bahwa beasiswa ini bukan sekadar bantuan pendidikan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun ekosistem pendidikan inklusif dan berbasis karakter. Ia menyebut pesantren sebagai “kawah candradimuka” pembentukan SDM unggul dan berintegritas.
Adapun lima skema beasiswa yang disiapkan meliputi:
Beasiswa S3 untuk 40 santri senilai Rp3 miliar
Beasiswa Ma’had Aly untuk 380 santri senilai Rp6 miliar
Beasiswa S2 di Universitas Al-Azhar Kairo untuk 30 santri senilai Rp11,28 miliar
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2019, program beasiswa ini telah menjangkau 6.876 santri. Ke depan, Pemprov Jatim juga akan meningkatkan kualitas dosen di perguruan tinggi pesantren melalui beasiswa lanjutan ke jenjang S2 dan S3.
“Santri harus dilihat sebagai agen transformasi sosial. Mereka bisa menjadi akademisi, teknokrat, diplomat, bahkan entrepreneur. Kita hanya perlu membuka akses, membimbing, dan mempercayakan mereka dengan tanggung jawab,” terang Khofifah, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU.
Program ini juga selaras dengan visi Generasi Emas 2045, dengan harapan mencetak generasi muda yang kompeten dan berdaya saing global, tanpa meninggalkan akar keislaman dan kebangsaan.
Khofifah juga menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan 14 dosen pesantren menyelesaikan pendidikan doktoral (S3), serta rencana mengirim mahasiswa S2 ke Universitas Al-Azhar Mesir.
“Insya Allah, dari para santri hari ini akan lahir pemimpin-pemimpin besar esok hari yang membawa ilmu, akhlak, dan semangat kebangsaan,” tutupnya.(Red)