Jember, Jogojatim.com – Kamis (28/05/2025), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim), Aparat Penegak Hukum (APH), Kementerian Kesehatan, dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) didesak untuk segera mengambil langkah konkret menyikapi kasus kebutaan permanen Alfariski, pasien asal Desa Jrangoan, Kecamatan Omben, Sampang, Jawa Timur.
Edy Macan, selaku Direktur Utama Radar CNN Group dan Wakil Ketua DPD Masa Jatim, menyatakan bahwa masyarakat menuntut kejelasan dan pertanggung jawaban atas kasus ini. “Ini bukan hanya persoalan medis, melainkan masa depan seorang anak yang harus dilindungi. Atas nama keadilan, kami menyuarakan keprihatinan publik agar pihak berwenang segera memverifikasi fakta dan menindaklanjuti dugaan malpraktik di RS Soebandi Jember,” tegasnya.
Kronologi Kelalaian yang Dipertanyakan
Alfariski mengalami kecelakaan pada Jumat (10/2024) dan sempat dirawat di RS Soebandi Jember. Dokter awalnya menyatakan bola matanya aman berdasarkan hasil scan, sehingga keluarga memilih operasi saraf dengan BPJS. Namun, saat kontrol di RS Sampang, terungkap bahwa bola mata Alfariski ternyata bocor.
Setelah dirujuk ke RS Undaan dan RS Dr. Soetomo Surabaya, tim medis menyatakan penanganan sudah terlambat, menyebabkan Alfariski kehilangan penglihatan permanen. Keluarganya mempertanyakan mengapa RS Soebandi tidak mendeteksi kerusakan sejak awal.
Panggilan untuk Audit Medis dan Penegakan Hukum
Edy Macan menegaskan, kasus ini harus disikapi serius untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. “Kami mendorong Kemenkes dan Dinkes Jatim melakukan audit medis independen. Komnas HAM dan KPAI wajib memastikan hak Alfariski sebagai korban terpenuhi, sementara APH harus mengusut tuntas kemungkinan kelalaian,” ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya transparansi dari RS Soebandi. “Masyarakat butuh kepastian bahwa layanan kesehatan berjalan sesuai standar. Jika ada kesalahan, harus ada pertanggungjawaban,” tambahnya.
Tuntutan Masyarakat dan Harapan Keluarga
Tekanan publik semakin menguat, mendesak pemerintah dan institusi terkait tidak tinggal diam. Keluarga Alfariski berharap kasus ini tidak berlarut-larut tanpa penyelesaian. “Kami ingin ada keadilan untuk anak kami. Jangan sampai ada korban berikutnya karena kelalaian yang sama,” ungkap salah satu kerabatnya.
Radar CNN Group, sebagai media yang berpijak pada prinsip keadilan dan transparansi, akan terus memantau perkembangan kasus ini. (red)