Surabaya, Jogojatim.com – PT Granting Jaya menggelar sosialisasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk rencana pengembangan kawasan pesisir terpadu Surabaya Waterfront Land (SWL) di Ballroom lantai 3 Palm Park Hotel and Conventions, Surabaya, Selasa (11/2/2025).
Acara ini menjadi wadah diskusi antara perusahaan dan para nelayan dari Kejawan Keputih Tambak, Kenjeran, Keputih, serta Probolinggo, yang hadir untuk mendengarkan pemaparan proyek serta menyampaikan aspirasi mereka.
Dalam forum ini, nelayan mempertanyakan panjang dan batas wilayah Pulau B, yang merupakan bagian dari proyek reklamasi tersebut. Mereka juga menyoroti dampak proyek terhadap keberlangsungan mata pencaharian mereka serta meminta kepastian terkait program kompensasi bagi masyarakat terdampak.
Salah satu isu utama yang disampaikan nelayan adalah kebutuhan akan hunian yang layak dengan skema pembayaran yang terjangkau. Mereka berharap PT Granting Jaya dapat mempertimbangkan penyediaan perumahan bagi nelayan terdampak sebagai bagian dari proyek ini.
“Kami mayoritas nelayan tambak dan membutuhkan tempat tinggal yang layak. Jika ada perumahan yang bisa dicicil, kami berharap PT Granting Jaya dapat mempertimbangkannya. Kami mendukung proyek ini, tapi kami juga ingin kepastian bahwa kehidupan kami diperhatikan,” ujar salah satu nelayan yang hadir dalam diskusi tersebut.
Selain perumahan, nelayan juga meminta agar proyek ini tidak mengganggu ekosistem laut yang menjadi sumber mata pencaharian mereka. Mereka berharap adanya kajian lebih lanjut mengenai dampak reklamasi terhadap hasil tangkapan ikan serta dukungan dari perusahaan dalam bentuk program pemberdayaan ekonomi.
Para nelayan turut menyoroti dampak inflasi yang mereka rasakan selama 10 tahun terakhir. Mereka khawatir proyek reklamasi Pulau B justru akan semakin memperburuk kondisi ekonomi mereka jika tidak diimbangi dengan solusi yang konkret.
“Harga kebutuhan pokok terus naik, sementara hasil tangkapan kami tidak selalu stabil. Jika proyek ini berjalan, kami berharap ada kebijakan yang membantu nelayan untuk tetap bertahan, baik melalui bantuan ekonomi maupun program pelatihan keterampilan baru,” ungkap seorang nelayan asal Kenjeran.
Selain dampak ekonomi, nelayan juga meminta kejelasan terkait mitigasi lingkungan dari proyek SWL. Mereka mengkhawatirkan perubahan arus laut dan sedimentasi yang dapat memengaruhi ekosistem pesisir serta keberlangsungan biota laut.
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, perwakilan PT Granting Jaya menyatakan komitmennya untuk menampung seluruh masukan dari masyarakat pesisir. Perusahaan juga menegaskan bahwa proses pembangunan akan mengikuti regulasi lingkungan yang berlaku dan mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem laut.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat, terutama para nelayan. Proyek ini akan dirancang sebaik mungkin agar memberikan manfaat bagi semua pihak, termasuk dengan mempertimbangkan skema hunian yang terjangkau serta upaya mitigasi lingkungan yang ketat,” ujar salah satu perwakilan PT Granting Jaya.
Perusahaan juga berjanji akan melakukan diskusi lanjutan dengan perwakilan nelayan guna mencari solusi terbaik terkait dampak proyek SWL. Dengan adanya forum ini, diharapkan terjalin komunikasi yang lebih baik antara pihak pengembang dan masyarakat pesisir, sehingga proyek dapat berjalan dengan lancar tanpa mengabaikan kesejahteraan nelayan. (@red)