Klarifikasi Korban Pembacokan Yang Menimpa Pimpinan Redaksi Salah Satu Media Nasional

Tuban, Jogojatim.com – Tragedi pembacokan yang menimpa pimpinan redaksi salah satu media nasional, Sukamto sempat menjadi trending topik di beberapa media Tuban, namun sayangnya diduga dalam meliput sebuah berita tidak memperhatikan asas Cover both side atau prinsip keseimbangan bagi para jurnalis dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Sukamto, ada pihak-pihak yang diduga memanfaatkan situasi tersebut, sehingga membuat kesan bila ada keretakan hubungan saya dengan pemilik tambang yang di kenal dengan panggilan akrab Santoso atau diinisialkan SN.

“Parahnya, dalam narasi yang di tulis oleh beberapa media lokal menyebutkan lantaran diduga sering mengusik keberadaan tambang rakyat, 2 oknum yang katanya jurnalis akhirnya dibacok warga. Ini bisa dijadikan bukti petunjuk aparat penegak hukum untuk memanggil media tersebut karena diduga mengetahui dalang dan pelaku yang berencana akan membunuh saya,” jelas Sukamto kepada redaksi ini, Sabtu (16/11/2024).

Masih menurut Sukamto, insiden berdarah itu terjadi di jalan hutan menuju lokasi tambang rakyat di wilayah Kecamatan Kerek, tetapi masih jauh dari lokasi tambang. Anehnya media tersebut mempunyai anggapan saya mengusik dan mengobok-obok lokasi tambang.

“Saya dan pak Santoso pemilik tambang sudah berteman lama, buktinya pak San pada Rabu (13/11/2024) datang menjenguk saya ke rumah, setelahnya pada malam hari saya kembali dilarikan ke rumah sakit lagi karena merasa pusing-pusing,” imbuhnya.

“Dengan dipanggilnya para media yang terkesan tahu siapa yang melakukan pembacokan dan penganiayaan kepada saya, diharapkan APH dapat menemukan bukti petunjuk, karena kasus tersebut sampai kapanpun akan saya kejar karena saya juga punya alat bukti dan saksi teman saya yang juga menjadi korban penganiayaan  tersebut,” terangnya.

Senada dengan Sukamto, Santoso kepada redaksi menyampaikan bahwa, saya dengan Kamto sudah berteman lama, mana mungkin saya menyuruh anak buah saya membacok Kamto, saya orang yang paling tidak suka dengan kekerasan.

“Saya berani di supah seperti apa karena memang saya tidak pernah menyuruh anah buah saya, apalagi pertemanan saya dengan Kamto sudah seperti saudara. Saya harap APH dapat segera mengungkap pelaku pembacokan tersebut, karena banyak yang memfitnah dan menuduh saya yang melakukannya,” tandasnya. (Red)