Asal-usul Permainan Lato-Lato yang Mendadak Populer

Lifestyle110 Dilihat

SURABAYA, JOGOJATIM – Bagi sebagian orang, permainan lato-lato mungkin masih asing. Padahal permainan ini tergolong cukup tua. Namun saat ini tiba-tiba permainan tradisional itu mendadak populer di tengah hiruk-pikuk kehadiran games online.

Bahkan permainan lato-lato mampu menggait perhatian anak-anak dan digemari oleh mereka akhir-akhir ini.

Dosen program studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (UNAIR) Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari berpendapat, bahwa manusia berperan sebagai homo ludens atau mahkluk yang suka bermain selalu memiliki permainan tren di setiap eranya.

Dalam hal ini, tren permainan anak-anak maupun dewasa akan mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.

“Masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgest atau yang kita sebut sebagai jiwa zaman. Kebetulan, sekarang permainan lato-lato. Siapa yang menyebabkan permainan tersebut populer, salah satunya produsen media permainan anak dan saya kira hal ini akan berulang pada waktu mendatang,” terangnya.

Ia melanjutkan, kepopuleran permainan lato-lato sangat dipengaruhi dengan adanya media teknologi yang membuat permainan tersebut dikenal oleh banyak orang. Namun, kebertahanan sebuah permainan sangat ditentukan dengan kemunculan permainan-permainan berikutnya.

Sehingga, permainan lato-lato akan bertahan hingga permainan baru lainnya muncul dan menjadi tren di era selanjutnya.

Perihal nilai-nilai dalam permainan lato-lato, ia menyampaikan bahwa nilai-nilai dalam permainan anak-anak semuanya sama yaitu mengandung nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif.

“Apalagi lato-lato ini viral setelah pandemi. Anak-anak bisa berinteraksi sehingga permainan tersebut menjadi media interaksi bagi mereka. Di samping itu, nilai kompetitif dalam permainan tersebut juga berkaitan dengan kemampuan atau skill mereka sehingga muncul perlombaan dan sebagainya,” tutupnya.

Lato-lato adalah permainan yang terbuat dari bahan plastik polimer. Permainan tersebut terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan oleh seutas tali atau benang nilon.

Lalu, di bagian tengah tali terdapat sebuah cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakan kedua bandulan tersebut.

Cara kerja permainan lato-lato adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut sehingga menimbulkan suara konstan beruntun ‘tek-tek-tek’.

Dalam hal ini, kelihaian seseorang dalam memainkan permainan tersebut dilihat ketika orang tersebut dapat mempercepat benturan kedua bandulan dalam posisi stabil.

Menurut sejarah, lato-lato atau nok-nok sudah ada dan dimainkan masyarakat sejak 1960 di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Sejak awal kemunculannya, permainan ini pun langsung populer pada masanya.

Pada era 1960-1970, mainan lato-lato ini terbuat dari bahan kaca. Tak jarang, mainan ini pun menimbulkan cedera mata ketika dimainkan. Sejumlah anak anak di Amerika Serikat (AS) juga dilaporkan mengalami cedera tersebut.

Hal tersebut latas membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pun melarang permainan lato-lato ini. Keputusan tersebut lantas didukung oleh sejumlah organisasi dan komunitas agar mencegah terjadinya kebutaan karena permainan lato-lato.

Selanjutnya, lato-lato dibuat dengan bahan plastik agar lebih aman. Namun sayang, walaupun sudah terbuat dari plastik, lato-lato juga tetap membahayakan karena masih bisa pecah.

Meski begitu, bahaya yang ditimbulkan lato-lato plastik tidak separah ketika lato-lato terbuat dari bahan kaca seperti di awal mula kemunculannya. Permainan ini pun kembali populer terutama di Indonesia pada tahun 1990-an.