BKKBN Jatim Gelar Rembuk Stunting Bersama Media Gathering

Nasional136 Dilihat

Surabaya, JOGOJATIM.Com – BKKBN menggelar Media Gathering dengan tema Rembuk Stunting. Menghadirkan narasumber yaitu Sukamto, SE., M.Si., Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur dan Dr. Suko Widodo, M.Si., Praktisi Komunikasi UNAIR. Kegiatan berada di Kuno Kini Cafe dan Resto, Jalan Raya Prapen Nomer 69 Surabaya. Kamis (29/12/22).

Sukamto, SE., M.Si., Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menuturkan, kegiatan gathering ini menjadi salah satu tujuan kita untuk bisa didukung mohon bantuannya teman-teman dari berbagai media.

“Monggo kami didukung terkait dengan Bagaimana komunikasi Bagaimana sosialisasi program bahwa kesehatan dan percepatan gravitasi bumi jika dimanfaatkan bisa sampai kepada masyarakat,” tandasnya.

Lanjutnya, hasil Sensus Penduduk 2020 bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa dan 25,87 persen adalah Generasi Milenial. Sedangkan di Jawa Timur adalah 40,67 juta jiwa dan LPP Jawa Timur 2000 hingga 2010 adalah 0,76 persen dan 2010 hingga 2020 adalah 0,79 persen.

“Jumlah penduduk usia produktif usia 15-64 tahun di Jawa Timur meningkat dari 56,34 persen menjadi 71,65 persen atau yang dikenal dengan Bonus Demografi. Kemudian TFR Indonesia SDKI 2012 (2,6), SDKI 2017 (2,4) dan di Jawa Timur SDKI 2012 (2,3) SDKI 2017 (2,1),” jelasnya.

Menurut Sukamto, dari data Dispensasi Kawin berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Surabaya (DP3AK) Provinsi Jawa Timur Bulan Januari hingga Agustus 2022, bahwa jumlah perkara diterima 10.275 Kasus dan dikabulkan 9.863 Kasus atau 96 persen.

“Selanjutnya 10 Kabupaten/Kota yang tertinggi Pernikahan Dininya adalah, Jember (880), Malang (845), Kraksaan (770), Lumajang (566), Banyuwangi (563), Bondowoso (471), Pasuruan (464), Bojonegoro (369), Situbondo (346), dan Kediri (346),” tuturnya.

Masih dengan Sukamto, media merupakan 1/3 laba sebagai promosi. Baik langsung maupun tidak langsung, baik above the line, truth the line dan below the line.

Harapannya, Media bisa bersinergi dengan BKKBN. Bersama mengatasi masalah dilingkungan harus berhati hati dan bersinergi untuk kegiatan yang lebih baik. Menyikapi program bangga kencana dan Stunting bisa diketahui masyarakat di semua wilayah di Jawa Timur.

Dr. Suko Widodo, M.Si., Praktisi Komunikasi UNAIR ikut mendukung kegiatan BKKBN, kami mendukung sinergitas BKKBN dengan media. Hari ini generasi muda diperlukan, karena Sumber Daya Manusia terbanyak dari generasi muda. Dengan adanya BKKBN mendukung pemerintah dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul.

“Nah, melalui pemberitaan yang ditulis oleh jurnalis yang cerdas akan membawa BKKBN dalam kemajuan. Jurnalis mempunyai cara yang berbeda dalam mengeksplorasi pemberitaan. Selain itu juga punya banyak strategi dalam mengolah semua permasalahan,” terangnya.

Suko menambahkan, fungsi wartawan memandu dan mengedukasi influence. Seperti soal KB, Reproduksi dan sebagainya. Membuat konsep sehingga menuntun pembaca dengan menulis yang bisa dibaca enak dibalik program. Semangat jurnalistik tertuang dalam menciptakan kualitas hasil dari pemberitaan.

“Harapannya, Media bisa membantu BKKBN dalam mengembangkan program yang mendukung pemerintah untuk kemajuan bersama. Seperti Stunting, KB dan program bangga kencana. Mediapun memerlukan edukasi dari BKKBN dan konsep setiap pemberitaan selalu berbeda,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Undang-undang 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, bahwa BKKBN mempunyai 3 (tiga) Program kita kenal dengan sebutan Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana).

Selain itu, Program Pembangunan Keluarga lainnya yang dikenal dengan TRI BINA yaitu Bina Keluarga Balita (BKB); Bina Keluarga Remaja (BKR) (10 – 24 tahun) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) serta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).

Kependudukan meliputi, Kuantitas Penduduk (Jumlah, Struktur dan Persebaran), Kualitas Penduduk (Kesehatan, Pendidikan, Agama Perekonomian dan Sosial Budaya), Pertumbuhan Penduduk (Kelahiran, Kematian dan Migrasi).

Keluarga Berencana meliputi Penggerakan Pelayanan KB melalui 7 jenis Alat Kontrasepsi (ALOKON) yang digunakan BKKBN. Yaitu, Pil, Suntik, Kondom, Implan, IUD, MOP, dan MOW (Tidak ingin anak lagi). Hindari 4 T, yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat dan Terlalu Banyak.

Kesehatan Reproduksi Remaja melalui Program Generasi Berencana (GenRe) yang tujuanya adalah Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) melalui, Promosi PUP melalui Usia ideal menikah yaitu minimal Wanita ≥ 21 Tahun dan Pria ≥ 25 Tahun.

Penyediaan Informasi Kesehatan Reproduksi melalui Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK/R). Pencegahan TRIAD KRR (Katakan tidak pada nikah dini, katakan tidak pada seks pra nikah dan katakan tidak pada NAPZA.