Rakor TP-PKK dan Pencanangan PKK Sehat Lestari Berencana Tahun 2022 Ungkap Keberhasilan Sinergitas antara BKKBN Jatim dan TP-PKK Jatim

Nasional199 Dilihat

JOGOJATIM.com. Batu – Rapat Koordinasi TP-PKK Provinsi Jawa Timur hari ini bertema Pemantapan program untuk Keberhasilan Rencana induk gerakan PKK Tahun 2021-2024 dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan didampingi oleh Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Timur. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati, MM. turut hadir dalam kegiatan ini, mengingat program Bangga Kencana sudah bersinergi sangat baik dengan Rencana Induk Gerakan PKK terutama dalam aksi percepatan penurunan stunting di Jawa Timur. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, Koordinator TP-PKK Bakorwil I-V, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan mitra kerja (15-16 November 2022).

Saat penyambutan di awal acara, Arumi sapaan akrab Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, menyebutkan bahwa PKK telah bersinergi dengan lintas sektor, terutama pelaksanaan program bersama dengan BKKBN Jatim serta melalui Pokja II TP PKK Provinsi Jawa Timur telah membuat Buku Aku Anak Sehat & Kuat dalam mendukung Gerakan Literasi yang dicanangkan dalam kegiatan ini.

“Kolaborasi kita dengan BKKBN Jatim yaitu, kita sudah punya Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH). Di sekolah ini, kami mengambil 12 modul di BKB di Posyandu. Respon dari masyarakat cukup baik dan yang saya suka dari sekolah ini adalah keterlibatan bapak dalam beberapa pertemuan sehingga orang tua memahami pengasuhan anak dengan baik,” ungkap Arumi.

Menurut Emil, Rakor TP-PKK ini manfaatnya luar biasa terutama dalam menjawab tantangan pernikahan anak sebagai akar permasalahan stunting, AKI dan AKB.

“Tantangan untuk mencegah pernikahan anak ini bermacam-macam di setiap wilayah, sehingga kita perlu punya strategi dengan kearifan lokal. Perlu peran dari Ibu-ibu PKK di sini ya karena yang paling mengenal wilayah masing-masing ya ibu-ibu ini sendiri,” ungkap Pak Emil.

Strategi pencegahan pernikahan anak tersebut, walaupun
berdasarkan kearifan lokal, menurut Emil harusnya juga berbasis data. Oleh karena itu, kita semua bisa mengacu data Pendataan Keluarga yang dimiliki oleh BKKBN karena sudah berbasis by name by adress.

“Dalam upaya penurunan stunting, BKKBN ini sudah memiliki data berbasis rumah, berbasis keluarga. Data seperti ini sangat penting, bahkan Kementrian lain seperti PU menggunakan data PK, sudah ada aturannya,” tutup Emil.
(Red/hms)