Dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia, PLN menunjukkan peran penting perempuan dalam sektor kelistrikan
JOGOJATIM, JAKARTA, (9 Maret 2022) -PT PLN (Persero) memiliki sejumlah target yang harus dicapai ke depan, salah satunya adalah net zero emission 2060. Dalam upaya pencapaian target tersebut pun tidak terlepas dari peran penting perempuan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly menjelaskan, Srikandi PLN punya peranan penting dalam menunjang komitmen perseroan mengejar target Net Zero Emission pada 2060.
PLN juga memberikan ruang seluas-luasnya bagi perempuan untuk bisa mencetak prestasi dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitasnya. Saat ini jumlah pegawai perempuan di PLN mencapai 8.463 orang atau setara 20 persen dari total pegawai.
“Kesempatan yang sama ditawarkan kepada seluruh pegawai baik perempuan ataupun laki-laki, di PLN perempuan memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan,” kata Sinthya.
Sadar pentingnya kesetaraan gender, PLN pun menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB), United States Agency for International Development (USAID) dan Konsorsium Global Power System Transformation (G-PST). Kerja sama ini antara lain akan mendukung peningkatan kepemimpinan dan keterlibatan perempuan dalam transformasi energi di Indonesia termasuk internalisasi konsep gender equality dan women empowerment untuk peningkatan proses bisnis dan penyusunan kebijakan-kebijakan perusahaan ke depan.
“Kerja sama ini akan fokus mengembangkan pemimpin perempuan di sektor energi untuk ikut mengatasi perubahan iklim, sekaligus mendukung Women Economic Empowerment,” kata Sinthya.
Sinthya menjelaskan PLN menilai lingkungan kerja yang ramah terhadap perempuan mampu mendorong eksistensi perempuan dalam berkontribusi bagi negara. PLN sendiri, lanjut Sinthya, memberikan kesempatan besar bagi perempuan untuk membangun karier.
Dengan porsi 20 persen perempuan yang menjadi pegawai PLN, menandakan banyak ruang yang diberikan perusahaan untuk perempuan berdaya guna dan berkontribusi bagi negara.
Untuk women empowerment, ada banyak program yang dihelat oleh PLN misalnya kolaborasi, webinar, PLN women summit bersama corporate university, lalu partnership dengan mitra luar negeri.
“Program kerja di PLN, dua tahun terakhir ini membangun struktur yang baru, ikut dalam Srikandi BUMN. Pada April 2021, kita membentuk Srikandi PLN. Banyak program yang dibangun agar kapasitas dan kapabilitas pegawai perempuan bisa semakin ditingkatkan,” ujar Sinthya.
Untuk praktik kesetaraan gender, Sinthya juga menegaskan PLN terus berusaha memberikan ruang kerja yang kondusif untuk terus meningkatkan kemampuan perempuan untuk menorehkan prestasi. Saat ini PLN mempunyai srikandi hebat yang menduduki posisi penting di perusahaan BUMN ini. Sehingga, para srikandi PLN tersebut bisa membumihanguskan stigma bahwa perempuan tidak kapabel di perusahaan enjiniring yang sarat teknologi.
Kebijakan sex harassment sudah diberlakukan sejak April 2020.
“Kita membangun lingkungan sehat. Butuh peran korporasi untuk mengantisipasi hal tersebut, agar tak terjadi di lingkungan kerja masing-masing. PLN juga mengeluarkan aturan perusahaan terkait perempuan dan perlindungannya sehingga bisa berkontribusi optimal untuk perusahaan,” ujar Sinthya.
Ketua Srikandi PLN, Chairani Rachmatullah menjelaskan, perseroan secara konsisten meningkatkan kompetensi para pegawai perempuan. Melalui kerjasama dengan US-AID tersebut, PLN membuka program engineering Empowerment yang mampu meningkatkan kompetensi perempuan PLN. Srikandi PLN juga menggelar webinar yang mendorong enjinir perempuan untuk tetap mengembangkan diri di bidang keahliannya agar bisa bersaing secara fair.
“Program ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi bidang khusus engineering untuk perempuan di PLN,” ungkapnya.
Dalam kegiatan Women Summit 2021, Srikandi PLN menggelar FGD untuk penyampaian usulan kebijakan pengarusutamaan gender. Agar kebijakan tersebut setara standar internasional sehingga bisa meningkatkan maturitas ESG di perusahaan maka dalam penyusunannya Srikandi PLN bekerjasama dengan ADB. (hms/M.Af)