JOGOJATIM. Ponorogo – Perhutani KPH Lawu Ds menghadiri undangan Kenduri Seni Reog Ponorogo dan Satu Tahun Kepemimpinan Bupati Ponorogo periode 2021-2024. Sabtu (26/2/2022) bertempat di Pendopo Kabupaten Ponorogo.
Acara tersebut dihadiri Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, Kapolres Ponorogo, AKBP Catur C. Wibowo, Forkompinda Ponorogo, Dandim 0802 Ponorogo,
Hadir juga Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin, Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, Kadis Budpar Jatim, Perhutani KPH Lawu Ds, Perhutani KPH Madiun, Seniman Reog Se – Kabupaten Ponorogo dan Ormas Lsm Ponorogo.
Reog Ponorogo sudah masuk dalam nominasi tunggal untuk diusulkan masuk sebagai warisan budaya tak benda (WBtB) atau untangible culture heritage (ICH) yang didaftarkan ke UNESCO 2023.
Berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO pada 15-16 Februari 2022 di Jakarta, reog Ponorogo masuk dalam daftar untuk diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan barongan.
Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring Reog khas ponoragan yang terdiri dari kendang, kempul (gong), kethuk- kenong, slompret, tipung, dan angklung.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang telah berhasil membawa kesenian Reog Ponorogo ke dalam nominasi tunggal untuk diusulkan sebagai warisan budaya tak benda Dunia di UNSECO.
“Selamat atas terpilihnya reog Ponorogo sebagai nominasi tunggal ke UNESCO. Mengapa disebut nominasi tunggal, karena Reog memang hanya ada di Ponorogo. Meski ditampilkan di Medan, tetap bernama Reog Ponorogo. Tampil di Palu pun, tetap disebut Reog Ponorogo, ujar beliau.
“Kita berharap Reog Ponorogo berhasil lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Sehingga, kesenian kebanggaan masyarakat Ponorogo , Jawa Timur serta Indonesia ini akan semakin mendunia dan membawa nama baik Indonesia,” pungkas Gubernur.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengatakan, pada masa kepemimpinannya akan terus mencoba berinovasi sebagai bagian dari bekerja keras. “Kami bersama Wabup menjamin, ketika gotong royong terus kami tumbuhkan maka Ponorogo akan menjadi lebih hebat,” katanya
Bupati, Ponorogo ingin menjadikan Reog Ponorogo sebagai alat untuk membangun Ponorogo, dengan didirikannya museum Reog Ponorogo. Di museum tersebut disuguhkan sejarah kapan Reog Ponorogo lahir, siapa Bupati pertama, budaya apa saja, bagaimana hubungan dengan Mojopahit, bagaimana pertaniannya, hingga bagaimana ciri khas batiknya.
“Kami pelan-pelan menjadikan adiluhur sebagai budaya literasi, juga sebagai pelecut perekonomian Ponorogo, dan kelak cucu kita menyaksikan bagaimana kebesaran nama Ponorogo. harapannya dengan lolosnya kesenian reog Ponorogo ke depannya akan menjadi yang luar biasa,” ujarnya.
“Maka seluruh rakyat Ponorogo baik yang di Ponorogo maupun di luar Ponorogo bahkan penggemar reog Ponorogo di manapun akan senang bahwa Reog mlik masyarkat Ponorogo ( Wong Ponorogo ),” katanya.
Di dalam kesenian reog Ponorogo ada seni tari, seni topeng, bagaimana membuat seni topeng yang indah, ada seni drama, seni musik yang memadukan dua kutub etnik musik yang tidak gampang yakni pelog dan slendro menjadi satu irama dalam gamelan reog.
“Yang luar biasa di dalam kesenian reog Ponorogo gamelan pelog slendro dan slompret dipadukan dalam satu irama musik gamelan reog Ponorogo yang sangat indah,’ pungkasnya.
Administratur KPH Lawu Ds Loesy Triana beserta jajarannya saat di hubungi sangat mendukung program Gubernur Jawa Timur yang telah mengusulkan seni reog Ponorogo dan menjadikan kesenian tunggal berasal dari Kabupaten Ponorogo.
“Kita mengapresiasi kinerja Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo telah 1 Tahun memimpin Ponorogo. Berharap kedepan Ponorogo semakin dikenal lewat Pariwisatanya yang etnic dengan kesenian reog ponorogo dan berbagai kesenian tradisional lainnya,” pungkas Loesy. @red.