Perhutani KPH Jombang adalah Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu yang Luar Biasa Prestasinya

Daerah, Nasional350 Dilihat

JOGOJATIM. Jombang – Perhutani Divisi Regional (Divre) Jawa Timur, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jombang, mempunyai wilayah kerja seluas  37.348,00 Ha, berada di 4 wilayah administratif pemerintahan, yang meliputi Kabupaten Jombang, seluas 16.786,9 Ha, Kabupaten Mojokerto seluas 1.637,8 Ha, Kabupaten Nganjuk seluas 17.475,3 Ha, dan Kabupaten Lamongan seluas 1.448,0 Ha.

Untuk mengetahui sumber daya alam apa saja yang dikelola oleh KPH Jombang, media ini bertemu dengan Administratur (ADM) KPH Jombang, Muklisin.

a”Hasil hutan di wilayah KPH Jombang adalah Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu. Keunggulan non kayu tahun 2021 untuk RKP daun kayu putih, atau minyak kayu putih prestasi yang luar biasa dicapai Jombang dibanding dengan yang lalu angka RKP dari Rp. 4,1 Milyar sampai dengan hari kemarin kami sudah Rp. 5,8 Milyar atau kurang lebih 140% dari RKP,” terang Muklisin. Jumat (24/9/2021) sore diruang kerjanya.

Pencapaian yang luar biasa itu diraih karena strategi pungut daun blok per blok sangat disiplin, dan melibatkan masyarakat. “Kita mengolah daun kayu putih tersebut di pabrik LMDH minyak kayu putih yang berijin resmi dan berkompeten di bidangnya. Pengelolaan Minyak kayu putih selain dari sisi ekonomi yakni profit, kita juga peduli dengan masyarakat dengan penyerapan tenaga kerja,” terang Muklisin.

“Dengan adanya LMDH masyarakat menjadi mitra kami untuk menjadi maklon masak daun kayu putih tersebut, dan rendemennya minyak kayu putih se Jawa Timur paling tinggi saat ini adalah Jombang sejumlah 0,97% hampir 1%. Dan kadar sineol minyak kayu putih di KPH Jombang adalah 70,1 %,” urai Muklisin.

Dalam penyulingan minyak kayu putih Muklisin menerangkan ada 3 LMDH yang dilibatkan, 1 diwilayah Nganjuk, dan 2 diwilayah Jombang, diantaranya adalah LMDH Rimba Jaya Makmur di Desa Carangwulung, Wonosalam, Jombang, dan LMDH Sadar Utama desa Jarak, Wonosalam Jombang.

Selain Minyak Kayu Putih, KPH Jombang mengembangkan Agroforestry tebu mandiri. “Program Strategis Perhutani, salah satunya support swasembada gula nasional. Dengan agroforestry tebu mandiri bisa mencakup 3 aspek hutan. Aspek ekologi, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Tanam Tebu meningkatkan pendapatan jangka pendek perusahaan, dan membantu negara dalam swasembada gula,” ujar Muklisin. @red