JOGOJATIM. Banyuwangi Barat – Adanya fenomena alam berupa banjir, dan longsor, serta pengkayaan tanaman di hutan lindung, menjadi alasan pentingnya upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Hal itu disampaikan Dedy Siswandhi, pada awak media diruang kerjanya. Selasa (28/9/2021).
“Keberhasilan RHL memerlukan dukungan semua pihak terutama masyarakat, sehingga Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Barat mengajak semua pihak dapat berkontribusi aktif, dalam mendukung RHL berbasis masyarakat,” ujar Dedy.
Dedy menerangkan RHL KPH Banyuwangi Barat tahun 2019 mempunyai luas 473,71 hektar, dan pada tahun 2021 adalah tahap pemeliharaan tahun ke-2.
“Lokasi RHL berada di BKPH Kalibaru dengan tingkat keberhasilan tanaman melebihi standar prosentase tumbuh yang dipersyaratkan oleh BPDAS Brantas Sampean. Hal itu merupakan hasil dari sinergitas dari semua pihak dengan pendampingan petugas Perhutani,” tutur Dedy.
Senada dengan Dedi Siswandhi, Kasi Pembinaan SDH dan PS, Sugeng Wahono menyampaikan pentingnya peran pendampingan RHL. “Lima hal penting yang harus diperhatikan dalam cara baru pengelolaan RHL, yaitu kepedulian untuk membuat perubahan melalui multipihak dan multidisiplin, keberpihakan terhadap masyarakat, kepeloporan dalam inovasi, apa unsur terbaru dan unsur pemanfaatannya, konsistensi dalam pendampingan, serta kepemimpinan yang terbuka”, ujar Sugeng Wahono.
Dikesempatan yang sama, selain memaparkan RHL KPH Banyuwangi Barat, Dedy Siswandhi juga menjelaskan bahwa KPH Banyuwangi Barat memproduksi Kopal (getah pohon damar).
“Perum Perhutani dalam pengelolaan kawasan hutan berfungsi secara Planet (ekologi), People (sosial) dan Provit (ekonomi). Salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan adalah Produksi Kopal yang dilakukan oleh masyarakat disekitar hutan yang biasa disebut Penyadap,” ujar Dedy.
Dedy menerangkan bahwa target produksi getah damar atau kopal KPH Banyuwangi Barat tahun 2021 adalah 34.900 kg, dan realisasi sampai dengan bulan ini adalah 44.561 kg, atau melebihi target sebesar 128 %.
“Kegiatan sadapan Kopal dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar hutan,” ujar Dedy.
“Pencapaian target tersebut tidak terlepas dari pembinaan yang dilakukan oleh petugas di lapangan kepada para penyadap dengan melibatkan peran serta baik LMDH, maupun dari stake holder, bahkan optimis pencapaian target tahun 2021 sebesar 150 %,” tegasnya.
Senada dengan apa yang disampaikan Dedi Siswandhi, Kasi Produksi dan Ekowisata Eko Mulyanto menyatakan optimis produksi Getah Damar atau kopal berada diwilayah BKPH Rogojampi dan BKPH Licin sesuai target. @red.