Bertemu Ketua DPD RI,  Para Pendekar di Sumedang Prihatin Mulai Hilangnya Budaya Lokal

Nasional214 Dilihat

????? ??? ?? ??????????? ?????? ??????????? ???????? ?????? ????? ????????? (?3??) ?? ????? ??????? ???? ???? ?????, ??? ???????, ?? ????????, ????????, ?????, 21 ??????? 2021.

JOGOJATIM, SUMEDANG – Di sela-sela kunjungan kerja di Sumedang, Jawa Barat, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, bertemu dengan Perkumpulan Pendekar Pencak Silat Indonesia (P3SI), Sabtu (21/8/2021). Pertemuan berlangsung di rumah Senator asal Jawa Barat, Eni Sumarni, di Situraja, Sumedang.

Dalam kesempatan tersebut LaNyalla menjawab keprihatinan para pendekar karena identitas bangsa mulai hilang oleh banjirnya budaya impor.

Salah satunya keresahan para pendekar adalah pencak silat yang mulai ditinggalkan oleh para generasi muda. Tidak ada yang mengembangkan dan melestarikan tradisi lokal tersebut. Sementara beladiri asing justru digemari.

“Cara menghancurkan sebuah negara adalah dengan menghancurkan budayanya. Saya sepakat dengan hal ini. Dan inilah persoalan yang harus diselesaikan di tingkat hulu, bukan hilir. Karena, identitas bangsa berkaitan dengan persoalan fundamental arah perjalanan bangsa Indonesia,” kata LaNyalla.

Karena itu, lanjut LaNyalla, DPD RI sedang berusaha untuk mendorong Amandemen ke-5, untuk melakukan koreksi sejak Amandemen era Reformasi kemarin.

“Mohon dukungannya dari para pendekar agar perjuangan DPD RI dalam amandemen konstitusi berhasil. Nantinya kita benahi semua permasalahan negeri ini,” ujarnya.

LaNyalla juga mengatakan, bahwa bukan hanya pencak silat yang mulai hilang.

“Penataran P4 saja hilang dari sekolah-sekolah kita. Padahal itu merupakan panduan para generasi muda dalam mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila,” katanya lagi.

Dalam kesempatan itu senator asal Banten Habib Ali Alwi turut mengeluarkan pendapatnya bahwa dengan segala persoalan krisis yang terjadi, bangsa ini perlu dipimpin oleh pendekar.

“Pendekar itu mempunyai karakter petarung. Mempunyai prinsip kuat dan berani,” katanya.

Dalam keyakinan penduduk Tanah Sunda, karakter berani itu tak bisa lepas dengan simbol maung atau harimau.

“Orang Sunda kan simbolnya maung. Tak lepas dari keyakinan bahwa Prabu Siliwangi bersalin rupa menjadi harimau. Karakter seperti harimau yang diidentifikasi sebagai pemberani inilah yang diperlukan oleh Indonesia ke depan,” ujarnya

Ketua Umum Perkumpulan Pendekar Pencak Silat Indonesia Muhammad Arifin Soleh atau Abah Ipin memang mengeluhkan mulai lunturnya kebudayaan pencak silat.

“Kita sangat prihatin dengan kondisi sekarang, anak-anak muda tinggalkan warisan budaya dan nilai luhur bangsa yang merupakan identitas bangsa kita. Semua tergerus akulturasi budaya. Karena itu kita perlu menumbuh kembangkan warisan dan kearifan lokal itu ke anak muda,” katanya. (M.Af)