????? ?????? ????????, ?. ??????? ???????? ?????? ???????? ???? ????? ????? ????? ??????? ?????? ?????? ? ????
JOGOJATIM,SIDOARJO – Suasana rapat dengar pendapat (hearing) Komisi D DPRD Sidoarjo memanas setelah salah satu anggota mengebrak meja dan menganggap dalam penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) tidak tepat sasaran
Dalam agenda hearing Komisi D DPRD Sidoarjo yang mengundang Ketua Gugus Tugas Covid-19, BPBD, Dinkes, Dinsos, PMD dan RSUD. Awalnya berlangsung datar lantaran orang nomor satu di Kabupaten Sidoarjo Ahmad Muhdlor yang di undang tidak hadir.
Rapat hearing dimulai sesudah sholat Jumat (23/7/2021) dan selesai hingga pukul 17.30 WIB. Sempat membuat emosi salah satu anggota komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso hingga mengebrak meja setelah mendengar pemaparan dari Kepala Dinas Sosial, Tirto Adi bahwa Bansos yang telah dibagikan dianggap oleh Bangun tidak tepat sasaran, tidak menyasar ke masayarakat yang mengalami Isoman.
Mengenai hal tersebut Ketua Komisi D, Dhamroni Chudlori menanggapi enteng hal tersebut karena memang kenyataanya dalam hearing kali ini ditemukan hal-hal yang urgent namun di nomor duakan.
“Yang terjadi di masyarakat banyak Isoman meninggal sedino ngreges, rong dino batuk, telong dino thalilan (Sehari sakit panas, hari kedua batuk, hari ketiga lalu tahlilan). Tadi pak Bangun menyampaikan agar bantuan ini di fokuskan kepada masyarakat yang sedang mengalami isolasi mandiri bukan kepada yang lain-lain, yang kabarnya ada 1500 yang Isoman coba itu dicari betul datanya,” Ujarnya.
Kembali Dhmroni menyampaikan pihaknya dalam hal ini sangat menyayangkan Bupati Sidoarjo tidak bisa hadir dalam rapat hearing komisi D kali ini.
“Harapan kami (Dibaca: DPRD) terkait kebutuhan anggaran, program yang disampaikan Dinkes, Dinsos dan pihak lainya bisa di dengar langsung oleh Bupati selaku kuasa anggaran dan selanjutnya bisa di eksekusi,” tegasnya.
Penambahan kasus positif virus corona (Covid-19) di Sidoarjo dalam jumlah relatif tinggi masih terus terjadi hingga memasuki pekan keempat bulan Juli 2021.
Oleh karena itu, DPRD menghimbau masyarakat tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Selain itu, DPRD juga meminta masyarakat turut membantu upaya mencegah laju penularan virus corona dengan mendukung strategi 3T (testing, tracing, treatment).
Adapun maksud dari mendukung 3T tersebut adalah: bersedia melakukan testing atau pengecekan kesehatan melalui rapid test dan tes swab jika diperlukan; membuka diri terhadap proses tracing atau penelusuran kontak kasus positif, serta segera menjalani treatment atau perawatan dengan benar apabila merasakan gejala Covid-19.
“Fokus penanganan ini sebenarnya gugus tugas harus terstruktur dan masif dalam hal 3 T. Apalagi kita dengar dalam hearing yang disampaikan Direktur RSUD bahawa potensi penularanya sekarang 1 berbanding 30. Yakni satu orang positif bisa menulari 30 orang,” ungkap Dhamroni.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman menjelaskan baru ada 12 orang yang ditampung di Shelter Puskesmas Sedati. Padahal lokasi tersebut berkapasitas 68 bed.
Sedangkan Shelter di Mall Pelayanan Publik yang berisikan 124 bed baru dihuni 1 orang. Sementara itu shelter lainnya yang berada di SMP Negeri 2 Taman, Rusunawa Krian, SMP Negeri 2 Sidoarjo, Hotel Delta Sinar Mayang, Puskesmas Porong, Tambak Sawah dan Kureksari masih kosong melompong. (503m)