Refleksi Mendalam Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati di Hari Kartini: Menggali Makna Abadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Kajati13 Dilihat

Surabaya, Jogojatim.com – Dalam momentum Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2025 ini, kita kembali diingatkan akan warisan perjuangan seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia, Raden Ajeng Kartini.

 

Di tengah semangat kebangkitan dan kesetaraan, Prof. (HCUA) Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL., hadir memberikan perspektif mendalam mengenai salah satu frasa paling ikonik yang melekat pada sosok Kartini: “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

 

Lebih dari sekadar rangkaian kata, “Habis Gelap Terbitlah Terang” menjelma menjadi sebuah filosofi hidup, sebuah lentera yang menuntun di kala dekatnya kesulitan menerpa. Prof. Mia Amiati dengan lugas mengurai lapisan-lapisan makna yang terkandung di dalamnya, mengajak kita untuk merenungkan relevansinya dalam konteks kehidupan modern.

 

Makna yang Menginspirasi: Cahaya di Ujung Terowongan Kesulitan.

 

Frase ini, menurut Prof. Mia Amiati, bukanlah sekadar janji kosong, melainkan sebuah keyakinan akan adanya siklus dalam kehidupan.

 

Kegelapan, dalam konteks ini, melambangkan berbagai kesulitan, tantangan, kegagalan, dan kekecewaan yang tak jarang menghampiri perjalanan hidup kita. Namun, di balik dekatnya malam, tersimpan potensi terbitnya fajar, membawa bersamanya cahaya kejelasan, solusi, dan harapan baru.

 

Lebih jauh, Prof. Mia Amiati menekankan bahwa pemahaman akan makna ini dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi yang tak ternilai harganya.

 

Ketika dihadapkan pada badai kehidupan, keyakinan bahwa setelah kesulitan pasti akan ada kemudahan, memberikan kita kekuatan untuk terus melangkah maju, tanpa menyerah pada keadaan.

 

Dimensi Filosofis: Siklus, Harapan, dan Ketabahan

 

Secara filosofis, Prof. Mia Amiati mengupas tiga dimensi utama dari frasa “Habis Gelap Terbitlah Terang”:

 

Siklus Hidup. Frase ini secara inheren menggambarkan bahwa kehidupan ini berjalan dalam sebuah siklus. Ada kalanya kita berada dalam kegelapan, merasakan getirnya tantangan dan ujian. Namun, siklus ini tidaklah abadi. Akan tiba masanya terang menyapa, membawa keberhasilan dan kebahagiaan. Pemahaman akan siklus ini membantu kita untuk tidak larut dalam keputusasaan saat berada di titik terendah.

 

Harapan. Inti dari frasa ini adalah harapan. Ia menanamkan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti memiliki akhir, dan di ujungnya terbentang harapan akan masa depan yang lebih baik. Harapan inilah yang menjadi bahan bakar semangat, mendorong kita untuk terus berjuang dan mencari jalan keluar dari setiap permasalahan.

 

Ketabahan. Proses dari gelap menuju terang tidaklah instan. Ia membutuhkan ketabahan, kesabaran, dan kegigihan dalam menghadapi setiap rintangan. Frase ini secara implisit mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah menyerah, dan mampu bertahan dalam kondisi sulit.

 

Menginspirasi dalam Setiap Langkah Kehidupan

 

Prof. Mia Amiati kemudian menguraikan bagaimana pemahaman akan frasa “Habis Gelap Terbitlah Terang” dapat menjadi sumber inspirasi dalam berbagai aspek kehidupan.

 

Menghadapi Kesulitan. Ketika kita terjerat dalam kesulitan, frasa ini hadir sebagai pengingat bahwa kita tidak sendirian dan bahwa situasi ini tidak akan berlangsung selamanya. Keyakinan akan adanya “terang” di masa depan memberikan kita keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi kesulitan tersebut dengan kepala tegak.

 

Mencari Solusi. Kegelapan seringkali menyelimuti pandangan kita, membuat kita sulit melihat jalan keluar. Namun, inspirasi dari “Habis Gelap Terbitlah Terang” mendorong kita untuk terus mencari, berinovasi, dan tidak menyerah dalam menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

 

Bangkit dari Kegagalan. Kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup. Frasa ini menjadi motivasi untuk tidak terpuruk dalam kekecewaan, melainkan untuk bangkit kembali dengan pelajaran berharga dari kegagalan sebelumnya, dan mencoba lagi dengan semangat yang baru.

 

Implementasi Makna dalam Kehidupan Nyata

 

Lebih dari sekadar inspirasi, Prof. Mia Amiati juga memberikan panduan praktis mengenai bagaimana kita dapat menerapkan makna “Habis Gelap Terbitlah Terang” dalam kehidupan sehari-hari:

 

Menghadapi Tantangan dengan Percaya Diri. Ketika tantangan menghadang, ingatlah bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk bertumbuh dan menjadi lebih kuat. Hadapilah dengan keyakinan bahwa Anda memiliki kemampuan untuk melewatinya dan bahwa akan ada pelajaran berharga yang bisa dipetik.

 

Membangun Ketabahan dan Kesabaran. Proses menuju “terang” seringkali membutuhkan waktu dan kesabaran. Latih diri untuk menjadi tabah dalam menghadapi setiap ujian dan tetap sabar dalam menanti datangnya kebaikan.

 

Mencari Kesempatan di Tengah Kesulitan. Terkadang, di balik dekatnya kesulitan, justru tersembunyi peluang-peluang baru yang tidak terduga. Belajarlah untuk memiliki pandangan yang luas dan jeli dalam melihat potensi kesempatan yang mungkin muncul di tengah situasi sulit.

 

Warisan Kartini dan Relevansinya di Era Kini

 

Refleksi mendalam dari Prof. Mia Amiati ini semakin memperkuat relevansi perjuangan R.A. Kartini di era modern. Semangat pantang menyerah, keyakinan akan adanya perubahan ke arah yang lebih baik, dan keberanian untuk keluar dari “kegelapan” ketidakadilan dan keterbatasan, adalah nilai-nilai luhur yang diwariskan Kartini dan tercermin dalam frasa “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

 

Di Hari Kartini tahun ini, pesan Prof. Mia Amiati menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh “Kartini masa kini” untuk terus berjuang, berkarya, dan tidak pernah kehilangan harapan.

 

Bahwa setiap tantangan yang dihadapi, seberat apapun, pasti akan menemukan titik terangnya. Semangat Kartini, yang dijiwai oleh keyakinan “Habis Gelap Terbitlah Terang”, akan terus menjadi obor penerang bagi kemajuan dan kesetaraan di Indonesia.

 

SELAMAT MEMPERINGATI HARI KARTINI UNTUK SELURUH WANITA INDONESIA!.